Jumat, 14 Januari 2011

.::: Kabupaten Klaten Dalam Sejarah Ensiklopedia Dan Video :::.

Logo Klaten
Klaten Regency In History Encyclopedia And Video
Kabupaten Klaten (Bahasa Jawa: Klathèn), adalah sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Tengah. Ibukotanya adalah Klaten. Kabupaten ini berbatasan dengan Kabupaten Boyolali di utara, Kabupaten Sukoharjo di timur, serta Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta di selatan dan barat. Kompleks Candi Prambanan, salah satu kompleks candi Hindu terbesar di Indonesia, berada di Kabupaten Klaten.

1. Geografi

Sebagian besar wilayah kabupaten ini adalah dataran rendah dan tanah bergelombang. Bagian barat laut merupakan pegunungan, bagian dari sistem Gunung Merapi. Ibukota kabupaten ini berada di jalur utama Solo-Yogyakarta.
Peta Propinsi Jawa Tengah

No Informasi Deskripsi
1 Koordinat        -
2 Motto  Klaten Bersinar
3 Semboyan  -
4 Slogan pariwisata  -
5 Julukan  -
6 Demonim  -
7 Provinsi  Jawa Tengah
8 Ibu kota  Klaten
9 Luas  655,56 km
10 Penduduk  -
11  Jumlah  1.121.000 (2003)
12 Kepadatan  1.710 jiwa/km
13 Pembagian administratif  -
14 Kecamatan  26
15 Desa/kelurahan  401
16 Dasar hukum  UU No. 13/1950
17 Hari Jadi Tanggal  -
18 Bupati  Sunarno, SE
19 Kode area telepon  272
20 APBD  -
21 DAU  Rp. 404.869.000.000
22 Suku bangsa  -
23 Bahasa  -
24 Agama  -
25 Flora resmi  -
26 Fauna resmi  -
27 Zona waktu  -
28 Bandar udara  -
29 Situs web resmi:                     http://www.klaten.go.id

2. Pembagian Administrasi

Kabupaten Klaten terdiri atas 26 kecamatan, yang dibagi lagi atas sejumlah desa dan kelurahan. Ibukota kabupaten ini adalah Klaten, yang sebenarnya terdiri atas tiga kecamatan yaitu Klaten Utara, Klaten Tengah, dan Klaten Selatan. Klaten dulunya merupakan Kota Administratif, namun sejak diberlakukannya Undang-undang Nomor 22 tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah, tidak dikenal adanya kota administratif, dan Kota Administratif Klaten kembali menjadi bagian dari wilayah Kabupaten Klaten. Kecamatan di Klaten :

   1. Bayat
   2. Cawas
   3. Ceper
   4. Delanggu
   5. Gantiwarno
   6. Jatinom
   7. Jogonalan
   8. Juwiring
   9. Kalikotes
  10. Karanganom
  11. Karangdowo
  12. Karangnongko
  13. Kebonarum
  14. Kemalang
  15. Klaten Utara
  16. Klaten Tengah
  17. Klaten Selatan
  18. Manisrenggo
  19. Ngawen
  20. Pedan
  21. Polanharjo
  22. Prambanan
  23. Trucuk
  24. Tulung
  25. Wedi
  26. Wonosari

Benteng Engelenburg di Klaten (tahun 1929)


3. Sejarah Asal mula nama

Ada dua versi yang menyebut tentang asal muasal nama Klaten. Versi pertama mengatakan bahwa Klaten berasal dari kata kelati atau buah bibir. Kata kelati ini kemudian mengalami disimilasi menjadi Klaten. Klaten sejak dulu merupakan daerah yang terkenal karena kesuburannya.

Versi kedua menyebutkan Klaten berasal dari kota Melati. Kata Melati kemudian berubah menjadi Mlati. Berubah lagi jadi kata Klati, sehingga memudahkan ucapan kata Klati berubah menjadi kata Klaten. Versi ke dua ini atas dasar kata-kata orangtua sebagaimana dikutip dalam buku Klaten dari Masa ke Masa yang diterbitkan Bagian Ortakala Setda Kab. Dati II Klaten Tahun 1992/1993.

Melati adalah nama seorang kyai yang pada kurang lebih 560 tahun yang lalu datang di suatu tempat yang masih berupa hutan belantara. Kyai Melati Sekolekan, nama lengkap dari Kyai Melati, menetap di tempat itu. Semakin lama semakin banyak orang yang tinggal di sekitarnya, dan daerah itulah yang menjadi Klaten yang sekarang.

Dukuh tempat tinggal Kyai Melati oleh masyarakat setempat lantas diberi nama Sekolekan. Nama Sekolekan adalah bagian darinama Kyai Melati Sekolekan. Sekolekan kemudian berkembang menjadi Sekalekan, sehingga sampai sekarang nama dukuh itu adalah Sekalekan. Di Dukuh Sekalekan itu pula Kyai Melati dimakamkan.

Kyai Melati dikenal sebagai orang berbudi luhur dan lagi sakti. Karena kesaktiannya itu perkampungan itu aman dari gangguan perampok. Setelah meninggal dunia, Kyai Melati dikuburkan di dekat tempat tinggalnya.

Sampai sekarang sejarah kota Klaten masih menjadi silang pendapat. Belum ada penelitian yang dapat menyebutkan kapan persisnya kota Klaten berdiri. Selama ini kegiatan peringatan tentang Klaten diambil dari hari jadi pemerintah Kab Klaten, yang dimulai dari awal terbentuknya pemerintahan daerah otonom tahun 1950.

4. Hari jadi

Daerah Kabupaten Klaten semula adalah bekas daerah swapraja Surakarta. Kasunanan Surakarta terdiri dari beberapa daerah yang merupakan suatu kabupaten. Setiap kabupaten terdiri atas beberapa distrik. Susunan penguasa kabupaten terdiri dari Bupati, Kliwon, Mantri Jaksa, Mantri Kabupaten, Mantri Pembantu, Mantri Distrik, Penghulu, Carik Kabupaten angka 1 dan 2, Lurah Langsik, dan Langsir.

Susunan penguasa Distrik terdiri dari Pamong Distrik (1 orang), Mantri Distrik (5), Carik Kepanawon angka 1 dan 2 (2 orang), Carik Kemanten (5 orang), Kajineman (15 orang).

Pada zaman penjajahan Belanda, tahun 1749, terjadi perubahan susunan penguasa di Kabupaten dan di Distrik. Untuk Jawa dan Madura, semua propinsi dibagi atas kabupaten-kabupaten, kabupaten terbagi atas distrik-distrik, dan setiap distrik dikepalai oleh seorang wedono.

Pada tahun 1847 bentuk Kabupaten diubah menjadi Kabupaten Pulisi. Maksud dan tujuan pembentukan Kabupaten Pulisi adalah di samping Kabupaten itu menjalankan fungsi pemerintahan, ditugaskan pula agar dapat menjaga ketertiban dan keamanan dengan ditentukan batas-batas kekuasa wilayahnya.

Berdasarkan Nawala Sampeyan Dalem Ingkang Sinuhun Kanjeng Susuhunan Pakubuwana Senopati Ing Alaga Abdul Rahman Sayidin Panata Gama VII, Senin Legi 23 Jumadikir Tahun Dal 1775 atau 5 Juni 1847 dalam bab 13 disebutkan :

“……………………………….” KratonDalam Surakarta Adiningrat Nganakake Kabupaten cacah enem.

“………………………………” Kabupaten cacah enem iku Nagara Surakarta, Kartosuro, Klaten, Boyolali, Ampel, lan Sragen.

“………………………………” Para Tumenggung kewajiban rumeksa amrih tata tentreme bawahe dhewe-dhewe serta padha kebawah marang Raden Adipati.

5. Perubahan luas daerah
Luas daerah Kabupaten Klaten mengalami beberapa kali perubahan. Klaten pada mulanya adalah tanpa kecamatan Jatinom dan Polanharjo. Kedua kecamatan semula merupakan wilayah kabupaten Boyolali, dan baru digabungkan tanggal 11 Oktober 1895.

6. Kelurahan
Rumah orang Belanda di Klaten (tahun 1904)

Semenjak terbentuknya onderdistrik, daerah onderdistrik terdiri dari beberapa dukuh. Sebagian dukuh-dukuh itu merupakan daerah kekuasaan seorang Demang. Gaji seorang Demang berupa tanah pituas.

Luas tanah pituas antara Demang yang satu dan yang lainnya berbeda-beda, sesuai dengan besar kecilnya jasa yang diberikan kepada Kasunanan. Penerima terkecil dinamakan Bekel, kemudian Demang, Ronggo, dan terbesar disebut Ngabei.

Pada tahun 1914 dibentuk kelurahan, yang merupakan penggabungan dari beberapa dukuh. Tanah pituas yang semula untuk gaji Bekel, Demang, Ronggo, dan Ngabei, diberikan pada kelurahan sebagai milik desa yang kemudian menjadi lungguh pamong desa. Struktur organisasi Kelurahan terdiri dari Lurah, Kamituwa, Carik, Kebayan, Modin, dan Ulu-ulu.

Tahun 1957 dilakukan pemblengketan atau penggabungan beberapa kelurahan, atas ketentuan kasunanan bahwa setiap Kelurahan paling sedikit harus berpenduduk 1300 orang. Peristiwa itu dikenal sebagai masa kompleks.
Sebelumnya, di Klaten telah dilakukan penggabungan karena alasan lain. Masa kompleks di Klaten telah terjadi sejak tahun 1917. di beberapa onderdistrik, penggabungan Kelurahan dilakukan karena beberapa Kelurahan tidak mempunyai tanah untuk kas desa maupun untuk lungguh pada pegawainya. (Sumber: Selintas Hasil Pembangunan Kabupaten Klaten, h. 11-15)

7. Pariwisata

Stasiun kereta api Klaten (tahun 1903-1910)

    
* Candi Prambanan

* Candi Sewu

    * Candi Prambanan
    * Candi Sewu
Di Jatinom, upacara tradisional Sebaran Apem Yaqowiyu diadakan setiap bulan Sapar. Di Palar, Trucuk, Klaten bersemayam pujangga dari Kraton Solo bernama Ronggo Warsito. Keindahan alam dapat dinikmati di daerah Deles, sebuah tempat sejuk di lereng Gunung Merapi. Rowo Jombor tempat favorit untuk melihat waduk. Terdapat juga Museum Gula, di Gondang Winangun yang terletak sepanjang jalan Klaten - Yogyakarta.

Di Kecamatan Tulung sebelah timur terdapat serangkaian tempat bermunculannya mata air pegunungan yang mengalir sepanjang tahun, dan dijadikan obyek wisata. Wisata yang bisa dinikmati di sana adalah wisata memancing dan pemandian air segar. Banyak tempat pemandian yang bisa dikunjungi baik yang berbayar maupun tidak berbayar, seperti Umbul Nilo (gratis), Umbul Penganten (gratis), Umbul Ponggok (berbayar), Umbul Cokro (berbayar) dan umbul lainnya. Namun kalau untuk wisata memancing semua harus berbayar karena dikelola oleh usaha warga. Letak pemancingan yang terkenal adalah di desa Janti. Sambil memancing pengunjung dapat juga menikmati masakan ikan nila, lele, atau mas goreng berbumbu sambel khas dengan harga sangat terjangkau. Tiap hari libur perkampungan ini sering mengalami kemacetan karena membludaknya pengunjung dari kota Solo, Semarang dan Yogya.

Di Kecamatan Bayat, Klaten, tepatnya di kelurahan Paseban, Bayat, Klaten terdapat Makam Sunan Bayat atau Sunan Pandanaran atau Sunan Tembayat yang memiliki desain arsitektur gerbang gapura Majapahit. Makam ini menjadi salah satu tempat wisata ziarah Para Wali. Pengunjung dapat memarkir kendaraan di areal parkir serta halaman Kelurahan yang cukup luas. Setelah mendaki sekitar 200 anak tangga, akan ditemui pelataran dan Masjid. Pemandangan dari pelataran akan nampak sangat indah di pagi hari.

    * Wisata Kuliner

   1. Ayam Bakar Klaten
   2. Sate Kambing

    * Wisata Kerajinan

   1. Payung Kertas - Juwiring

 * Wisata Lainnya

8. Pendidikan

Di kabupaten Klaten memiliki beberapa lembaga pendidikan tinggi seperti :

   1. Universitas Widya Dharma Klaten
   2. STIKES Muhammadiyah Klaten
   3. Akademi Akuntansi Muhammadiyah Klaten
   4. Poltekes Negeri Surakarta Jurusan Kebidanan
   5. STIA Madani Klaten
   6. Pusat Kegiatan Belajar Masyrakat(PKBM)Dewi Fortuna
   7. Stikes Duta Gama Klaten

Pedidikan Menengah:

   1. Klaten juga mempunyai sekolah SMU Unggulan yang lulusan/ alumninya sudah tersebar di berbagai bidang. SMU Unggulan di Klaten adalah SMUN 1 Klaten, yang terletak di jalan Merbabu No. 13, di sebelah stadion Klaten
   2. SMUN 2 Klaten merupakan sekolah saingan dari Sma 1 Klaten
   3. SMUN 3 Klaten
   4. SMUN Lainnya

Pendidikan Dasar:

   1. SMPN 1 Klaten (SMP tertua di Klaten, Lokasi Bareng)
   2. SMPN 2 Klaten

   A. SDN 1 Klaten
   B. SDN 2 Klaten

   C. SMPN & SD Lainnya

seiring dengan perkembangan dan perhatian masyarakat dibidang pendidikan, telah berkembang sekolah swasta seperti :

   1. i SDIT Bias (Tonggalan, Klaten Selatan)
   2. ii SMP IT

9. Komunitas / Organisasi

    * Komunitas Facebook Klaten
    * Komunitas Wong Klaten
    * Forum Komunitas dan Komunikasi Warga Klaten
    * Festival Anak-anak Islam Kabupaten Klaten
    * Kelompok Kerja Muda Teater Rakyat (KKMTR)

10. Pranala luar

    * Situs resmi
    * Forum Komunitas dan Komunikasi Warga Klaten
    * Milis Klaten

11. Bencana Gempa 27 Mei 2006 di Jawa Tengah & Yogyakarta.

Gempa tersebut menyebabkan korban meninggal sebanyak 5.782, sementara 36.299 orang luka-luka, 135.000 rumah rusak, dan diperkirakan 1,5 juta kehilangan tempat tinggal 3.580 dari kematian dan lebih dari 1.892 cedera terjadi di wilayah Bantul, sementara. 1.668 orang lainnya tewas di desa-desa di bagian selatan Kabupaten Klaten. Sekitar lima juta orang tinggal dalam 50 km dari pusat gempa.

Warga sejauh pedalaman di Yogyakarta dan Klaten pedalaman dalam ketakutan dari pengulangan tsunami 2004, namun peristiwa semacam itu tidak terjadi. Jalan raya Solo-Yogya macet dengan orang-orang melarikan diri dengan panik. Perampokan terjadi selama waktu itu, menyebabkan spekulasi bahwa pencuri telah menyebar rumor tsunami di daerah 100 m di atas permukaan laut. Takut kerugian akibat pencurian juga menjadi faktor signifikan dalam keengganan banyak orang yang hidup dekat Mt. Merapi untuk dievakuasi ketika gunung berapi menunjukkan aktivitas yang tinggi di awal tahun.

Kerusakan itu tidak sepenuhnya fungsi dari jarak dari pusat gempa. Beberapa daerah di pusat kota Yogyakarta hampir tidak terpengaruh, sementara bagian Prambanan, yang lebih dari 10 km lebih jauh dari pusat gempa, yang parah. Secara khusus, bangunan di samping jalan Solo-Yogya, termasuk kompleks candi Hindu kuno, mengalami kerusakan besar. Pada November 2009, bagian dari kompleks candi itu masih mengepung sementara pekerjaan rekonstruksi lanjutan. Gempa menghancurkan 148 sekolah dan rusak 537.

Komplek Candi Prambanan Sebelum Rusak Akibat Gempa 27 Mei 2006

Candi Prambanan rusak akibat gempa
salah satu kerusakan
Foto Foto lainnya tentang Klaten


BRI Klaten

Peta Klaten

Menara Air Klaten dan tertinggi di dunia

Rowo Kombor klaten

Alun alun dan masjid raya klaten

Kereta api/lokomotif diklaten

penggrebekan teroris diklaten

SMU Muhammadiyah 1 klaten

data sementara korban gempa 27mei 2006

Peta Klaten


salah satu kota klaten
Rowo Jombor
plasa klaten
profil klaten

klaten bersinar

candi prambanan


candi sewu

 pemandian cokro tulung

rowo jombor




--

































source : wikipedia, picture google, video youtube

################################################### 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar