Beras dipelabuhan |
"Pengalaman swasembada beras kita sporadis tahun 1983, 2004 dan 2008. Bagaimana ini bisa berkelanjutan," kata Mantan Menteri Pertanian Bungaran Saragih di acara Seminar Swasembada Beras Berkelanjutan di Hotel Borobudur, di Seminar Swasembada Beras Berkelanjutan di Hotel Borobudur, Selasa (14/12/2010).
Bungaran mengatakan selama ini kebijakan pemerintah melihat swasembada beras sebagai target saja. Namun bukan sebagai proses untuk mengembangkan institusi pertanian dan kemampuan dibidang pertanian.
"Ingat dua presiden sebelumnya jatuh karena beras, Soekarno karena Tritura, Soeharto karena krisis moneter, lalu krisis ekonomi dan krisis pangan," ucapnya.
Ia mengatakan masalah beras harus bisa dipenuhi dari dalam negeri sendiri karena beras merupakan makanan pokok. Selain itu beras, sering berimplikasi pada masalah politik. Menurutnya swasembada diartikan tidak melakukan impor, sementara puncak impor beras Indonesia pada tahun 1999 mencapai 5 juta ton dengan harga yang sangat tinggi.
Ia juga menambahkan seharusnya dari pengalaman swasembada selama 3 kali tersebut Indonesia bisa belajar banyak. Meski setiap periode memiliki tantangan yang berbeda. Misalnya swasembada beras tahun 1983 relatif mengeluarkan dana subsidi yang lebih kecil walaupun pada waktu itu pemerintah mengerahkan seluruh tenaganya untuk mencapai swasembada. "Swasembada 2008 itu mahal dengan subsidi yang besar," katanya.
source : detik.com
###################################################
Thank for Visit http://fakta-dan-unik.blogspot.com/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar